AKU



Cari Blog Ini

Minggu, 04 November 2012

I

PENDAHULUAN
       Anggrek banyak disukai oleh hampir semua orang, karena anggrek mempunyai bunga yang sangat indah. Dibandingkan dengan bunga yang lain, anggrek mempunyai beberapa kelebihan, kelebihan itu antara lain; masa berbunga anggrek yang cukup lama, sekitar 1 sampai dengan 3 bulan, namun ada pula beberapa anggrek spesies yang hanya berbunga selama satu hari; bentuk, ukuran dan warna mempunyai keanekaragaman yang banyak; mempunyai penggemar yang terhimpun dalam perhimpunan anggrek sampai dengan tingkat dunia, di Indonesia diwadahi dalam PAI (Perhimpunan Anggrek Indonesia); banyak digunakan untuk berbagai kegiatan, seperti parcel, pernikahan, rangkaian bunga, bunga potong, bunga anggrek dalam pot, maupun untuk anggrek koleksi; mempunyai jaringan pemasaran cukup luas dan beragam, baik dipasar nasional maupun internasional.
          Teknik kultur jaringan dimengerti sebagai istilah untuk budidaya secara in vitro dari semua bagian tanaman, termasuk pula tanaman anggrek. Melalui kultur jaringan pula kita dapat melakukan perbanyakan anggrek, baik secara vegetatif maupun generatif. Melalui kultur jaringan, dapat dilakukan berbagai hal yang berkaitan dengan pengembangan anggrek yang tidak dapat dilakukan secara konvensional. Dengan kultur jaringan juga dapat dilakukan perbanyakan dengan jumlah banyak dan dalam waktu yang relatif singkat. Selain itu dapat dihasilkan anggrek yang memiliki sifat sama dengan induknya dan pertumbuhannya relatif seragam. Jika kita memperoleh anggrek asal luar negeri dengan kualitas unggul, anggrek itu dapat diperbanyak melalui teknik kultur jaringan, sehingga tidak perlu mengimpor terus menerus (Sandra, 2003).
          Sampai sekarang, anggrek-anggrek unggul masih banyak yang berasal dari luar negeri, dan sebagian pedagang Indonesia mengimpornya karena banyak hobiis yang menyukainya. Namun, kita tidak mampu memperbanyaknya dalam waktu yang singkat serta dalam jumlah yang banyak dan seragam, sehingga tetap tergantung pada negara produsen anggrek tersebut. Melalui kultur jaringan permasalahan tersebut dapat diatasi. Di Indonesia perbanyakan anggrek dengan teknik kultur jaringan belum banyak dilakukan masyarakat, karena mereka masih beranggapan bahwa kultur jaringan memerlukan biaya yang mahal dan harus mempunyai ketrampilan khusus. Namun sebenarnya biaya yang mahal dapat disiasati dengan memodifikasi bahan dan alat yang diperlukan, sedangkan ketrampilan bisa dilakukan dengan pelatihan. Sehingga peluang komersial usaha bibit anggrek kultur jaringan masih cukup terbuka luas.
          Dalam usaha bibit anggrek kultur jaringan pada umumnya dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu; bibit yang dihasilkan dari biji, hal ini biasanya merupakan hasil silangan dari berbagai macam jenis dan varietas anggrek, sedang jenis bibit yang lain adalah dihasilkan dari bagian vegetatif dari tanaman anggrek, sehingga untuk bibit jenis ini sudah diketahui ciri-ciri tanamannya, terutama bunganya. Pada bibit yang dihasilkan dari biji (hasil silangan), kita belum tahu persis bagaimana ciri-ciri tanamannya, termasuk bunganya, karena bibit ini akan membawa sifat induknya baik induk jantan maupun betinanya.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KELUARGA AGUS SALIM

KELUARGA AGUS SALIM
SEMARANG, 3 SEPTEMBER 2011