AKU



Cari Blog Ini

Rabu, 26 Oktober 2011

KERANJANG TAKAKURA

buang-sampah



Sampah ?!? Hmm dalam bayangan kita, atau kalo kita melihatnya adalah jijik, kotor, bau, menyusahkan… mending lari… Kalo musim hujan gini, sampah juga jadi biang penyebab banjir : bikin mampet saluran air, pintu air, selokan. Bikin penyakit kulit, pencemaran lingkungan… Di kota besar, masalah sampah yang ber-ton-ton skalanya (asumsi 1 keluarga menghasilkan 2-4 kg/hari), bisa jadi masalah sampai bupati, gubernur, kalo perlu presiden turun gunung (tapi ga lah yaw?). Permasalahan dengan lokasi TPA (tempat pembuangan akhir) sampah saja mulai banyak protes. Dan ada istilah sampah perkotaan sudah “menggunung” karena tidak terangkut dengan lancar. Tapi, apa yang bisa kita lakukan sendiri ?? 
Saat ini sampah rumah tangga telah dapat kita oleh sendiri dan dengan cara yang ternyata sangat sederhana. Dimulai dari kesadaran keluarga untuk menjadikan sampah menjadi bagian dari tanggungjawab sosial. Bagaimana memulainya ?
Sampah rumahtangga pada umumnya terbagi atas 2 jenis, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik merupakan sampah yang berasal bahan-bahan dari sisa mahkluk hidup yang nantinya dapat diuraikan. Sampah inilah yang akan kita mulai kelola, seperti sisa sayur-sayuran dari tumbuhan, sisa nasi, bungkil jagung, daun pisang sebagai pembungkus / daun-daunan, sisa buah-buahan (kecuali yang berkulit keras seperti salak, biji salak, biji sawo, dll), sisa daging, roti, ikan, kardus/kertas lunak, dsb. Yang kedua adalah sampah anorganik yaitu sisa bahan yang tidak atau lama untuk diuraikan, seperti plastik, karet, kaca, kardus, tulang, bambu (tusuk sate/panggang), busa/styrofoam, minyak, lemak, kaleng, botol, dsb. Boleh kita gabungkan disini misalnya bahan B3 (bahan berracun dan berbahaya) seperti bahan kimia, sisa obat anti nyamuk, serangga, sisa obat-obatan kimia. Nah sampah yang seperti ini kita sisihkan dan lebih baik jangan dibakar, katanya berperan kecil mengurangi emisi karbon :-) Lagi pula kalo ada pemulung kan bisa disumbangkan.
Yang menjadi topik kita dalam mengelola sampah rumah tangga ini adalah jenis sampah organik. Beberapa saran, metode, cara sudah banyak yang merefensikannya, seperti penggunaan mikroba pengurai, menggunakan kompos matang sebagai starter microba. Nah yang terakhir ini akan dijadikan sebagai cara kita memulai mengelola sampah rumah tangga.
keranjang-takakura
Cara ini diperkenalkan oleh Mr. Koji Takamura dari Jepang yang sering disebut dengan ” TAKAMURA HOME METHOD” atau biasanya disebut “keranjang Takamura“. Hasil dari cara ini akan menghasilkan sampah yang tidak menyebabkan pencemaran, baik pencemaran bau atau keracunan tanah sehingga aman bisa digunakan untuk kompos yang ramah lingkungan. Langkah- langkah sederhananya sebagai berikut :
  1. Siapkan keranjang sebagai wadah, bisa yang dari plastik atau keranjang dari bambu ataupun drum kecil dimana ada lubang untuk sirkulasi udara. Keranjang sampah platik  ukuran 50liter biasanya yang ada tutupnya lebih banyak digunakan karena bisa menambah estetika.
  2. Masukkan serbuk gergaji atau sekam sebagai bantalan dasar.
  3. Masukkan dus karton yang ukurannya sesuai ke dalam keranjang sampah tersebut.
  4. Masukkan kompos matang starter sebagai komposer awal. Penggunaan kompos ini sebagai media mikroba yang akan menguraikan sampah yang masuk.
keranjang-takakura-model1-copy
Dengan cara ini sampah akan terurai dan siap dijadikan kompos dalam 2-4 bulan. Namun bisa juga ditambahkan mikroba komposer (effective microba) EM4 yang dari beberapa pengalaman rekan-rekan  mampu mempercepat pembuatan kompos hanya dalam 2 minggu. Diperlukan sekitar 8 kg kompos starter. Selanjutnya sampah organik tersebut bisa dimasukkan ke keranjang takakura ini. Dan bila ada sampah ukuran besar, sebaiknya diperkecil ukurannya, dicacah-cacah seukuran 2cm untuk mempercepat penguraiannya.
Bila telah penuh, pindahkan kardus atau kantong kresek plastik tersebut dan ganti dengan yang baru. Kantong/kardus yang telah penuh ini disimpan 7-14 hari ditempat yang tidak terkena sinar matahari langsung untuk pematangan kompos tersebut.
Begitulah gambaran singkat tentang pengelolaan sampah rumah tangga yang dapat dilakukan sendiri, tentunya dengan kesadaran untuk lebih meuwujudkan ramah lingkungan. Penyebarluasan informasi ini tidak dimaksudkan untuk komersial atau menjadi keuntungan pribadi. Metoda ini sebenarnya telah mendapatkan hak paten (HAKI), oleh sebab itu untuk lebih jelasnya, silakan klik keranjang takakura.
Demikian, mari kita berikan sumbangsih bagi lingkungan hidup, tidak dari besarnya, tapi kepedulian untuk terus-menerus menjadikan hidup dan kehidupan yang lebih baik lagi
Dengan cara ini sampah akan terurai dan siap dijadikan kompos dalam 2-4 bulan. Namun bisa juga ditambahkan mikroba komposer (effective microba) EM4 yang dari beberapa pengalaman rekan-rekan  mampu mempercepat pembuatan kompos hanya dalam 2 minggu. Diperlukan sekitar 8 kg kompos starter. Selanjutnya sampah organik tersebut bisa dimasukkan ke keranjang takakura ini. Dan bila ada sampah ukuran besar, sebaiknya diperkecil ukurannya, dicacah-cacah seukuran 2cm untuk mempercepat penguraiannya.
Bila telah penuh, pindahkan kardus atau kantong kresek plastik tersebut dan ganti dengan yang baru. Kantong/kardus yang telah penuh ini disimpan 7-14 hari ditempat yang tidak terkena sinar matahari langsung untuk pematangan kompos tersebut.
Begitulah gambaran singkat tentang pengelolaan sampah rumah tangga yang dapat dilakukan sendiri, tentunya dengan kesadaran untuk lebih meuwujudkan ramah lingkungan. Penyebarluasan informasi ini tidak dimaksudkan untuk komersial atau menjadi keuntungan pribadi. Metoda ini sebenarnya telah mendapatkan hak paten (HAKI), oleh sebab itu untuk lebih jelasnya, silakan klik keranjang takakura.
Demikian, mari kita berikan sumbangsih bagi lingkungan hidup, tidak dari besarnya, tapi kepedulian untuk terus-menerus menjadikan hidup dan kehidupan yang lebih baik lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KELUARGA AGUS SALIM

KELUARGA AGUS SALIM
SEMARANG, 3 SEPTEMBER 2011