AKU



Cari Blog Ini

Kamis, 21 Juli 2011

25 Juli 2009 - 25 July 2011 Makmur Afiati Normasani

25 Juli 2009-25 Juli 2011

TIGA HARI MENUNGGU DI KERETA SAWUNGGALING

Apakah pernah menunggu di dalam kereta selama tiga hari, bisa dibayangkan, coba............ 
Inilah ceritanya kejadian tersebut.                                                                     
Semalam tanggal 14 Maret 2011, sekitar jam 2-3 an, aku mengalami hal itu.
Awal mula, pada malam itu, sekitar jam 2 an malam, aku terbangun, tetapi masih diatas tempat tidur, mestinya sa’at itu aku harus menunaikan sholat malam. Tapi entah kenapa kok rasanya tidak beranjak dari tempat tidur, sepertinya masih menunggu sesuatu...............
Kemudian menerawang antara tidur dan tidak..............
Aku mau mengadakan perjalanan ke Jakarta, rencananya mau menggunakan kereta Sawunggaling, kemudian aku beli tiket, dengan naik eksalator, harga tiket 852.
Berikutnya aku menunggu antrian untuk ikut naik kereta api, banyak orang berlalulalang disitu. Kereta demi kereta telah lewat, kini giliran kereta yang aku tumpangi telah datang. Kereta berhenti dan penumpangnyapun pada naik, tapi kok cuman sedikit saja penumpangnya, ada sekitar 7 orang, ada sepasang suami istri dengan seorang anaknya yang masih kecil, kira-kira berusia 3 tahunan, kemudian ada 2 orang laki2 yang menggunakan baju batik, kelihatannya orang dari kampung, kemudian aku dan satu lagi masinis kereta api yang mengendalikan laju kereta api.
Pada sa’at menumpang kereta tersebut, aku tidak langsung masuk kedalam kereta, tetapi aku masih berdiri di bagian depan lokomotifnya, kemudian kereta berjalan, sementara aku masih tetap berdiri di bagian depan lokomotif sambil menikmati perjalanan.
Perjalanan pertama, setelah keluar dari stasiun, kereta beriringan dengan beberapa kereta, dengan menyusuri rel kereta yang lurus, tanpa ada kelokan, kemudian, melewati tanah yang bergelombang, berpapasan dengan kendaraan lain, tetapi tetap  melaju dengan nyamannya. Kira-kira 3 jam perjalanan, kemudian aku masuk kedalam kereta. Di dalam kereta ternyata kursi-kursinya sudah pada keropos, sudah pada karatan dan kotor, disitu juga ada kursi plastik yang sudah sangat kusam, warnanya saja sudah pudar, saking pudarnya sampai ga tahu, dulunya kursi itu berwarna apa. Aku tarik kursi itu untuk tempat duduk aku, tetapi sepasang suami istri itu mengatakan, kalau kursinya kotor, kemudian aku tidak jadi duduk. Aku melihat dibelakang tempat duduk sepasang suami istri itu masih tersisa dua bangku panjang yang kosong. Maksudku aku mau duduk di bangku belakang itu. Aku bergegas menuju ke bangku di belakang, sambil menuju ke bangku, disamping ada pintu, dan aku melongok keluar, disitu aku baca tulisan, yang aku tafsirkan daerah di Jakarta, artinya perjalananku sudah mau sampaii. Belum sempat aku duduk, kereta sudah berhenti, masinis bilang kalau kita sudah nyampai jakarta dan mau masuk stasiun, kereta mesti berhenti untuk menunggu antrian masuk stasiun. Kemudian aku keluar berjalan disekitar kereta, ada sawah, ada juga bangunan yang ga keurus, disitu banyak mobil yang sangat berdebu, kelihantanya sudah lama dionggokkan begitu saja. Didekat stasiun ada rumah kecil yang juga kelihatan lusuh, katanya itu rumahnya masinis kereta yang aku tumpangi. Masinis mempersilahkan aku masuk kerumah, kemudian aku masuk kerumah dan melihat sekeliling ruangan dalam rumah. Ada tiga ruangan disitu satu ruangan kelihatan sebuah dapur, disitu aku lihat seorang gadis, sepertinya anaknya pak masinis, karena dia disuruh membuatkan minum untukku, kemudian gadis itu bergegas membuatkan minum untukku. Ruang kedua adalah sebuah kamar tidur (kemungkinan), yang ditutup dengan tirai yang sangat lusuh, danterbuka separonya, tetapi aku lihat kedalamnya kurang jelas, karena agak gelap. Kemudian ruangan yang ketiga adalah sebuah ruang tamu merangkap yang lainnya, disitu aku jumpai kursi jengki, kursi pada jaman dulu, dengan anyaman rotan, lalu aku juga jumpai sebuah kandang burung, yang didalamnya ada burung dan tikus, tetapi rukun, tikusnya tidak mau makan burung. Aku tanya pada pak masinis, masih lamakah kita menunggunya? Pak masinis bilang sebentar lagi, itu sudah ada tanda/singyal kalau kereta kita sudah berangkat. Lho pak kita nunggu disini tadi sudah berapa lama? Tanyaku pada masinis. Masinis menjawab, kita sudah nunggu disini selama tiga hari. Astaghfirullohalazim, ternyata sudah tiga hari kami menunggu disitu.
Masinis kemudian mengajak kami melanjutkkan perjalanan masuk ke stasiun. Rel menuju stasiun bercabang dua, yang satu arah ke selatan, sedang satunya lurus ke tengah. Kereta kami mulai jalan, anehnya keretanya kok tiba2 bisa jalan sendiri. Anehnya lagi keretanya menuju arah selatan, tetapi aku kok masuk stasiun. Didalam stasiun itu ada beberapa bangunan, salah satunya seperti bangunan bengkel mobil yang sudah lama ga dioperasikan. Didalam situ banyak sekali mobil, yang juga berdebu, mobil diparkir saling berdempetan. Ada mobil stasion warna biru yang keluar dengan cara mundur dahulu, waah kok mudah sekali ya mengeluarkan mobil dari bengkel, yang didalamnya banyak mobil parkir berdempetan. Sekilas aku lihat suamiku lewat di dekat parkiran mobil dengan membawa tas berwarna merah yang digeledek, tas itu aku bawa waktu aku dan suamiku rekreasi ke Jakarta beberapa minggu yang lalu. Sebelah bengkel ada ruangan lagi yang ga jelas untuk apa, disitu aku lihat ada bangku dan lemari dan ada seseorang disitu, katanya mencari aku. Aku kemudian menuju keruangan itu karena ada yang mencariku. Selintas aku lihat Afi, anak gadisku sepertinya sedang mencari aku dengan membawa balon merah yang berbentuk bunga, yang disembunyikan dibelakang punggungnya. Lalu aku panggil Afi....... Afi...... lalu dia menolehku lalu menuju kepelukanku. Sebelum aku berpelukan tadi rasanya penglihatannya buram ga begitu jelas, tetapi setelah aku berpelukan dengan anak gadisku penglihatannya ga buram lagi, jelas kulihat roman mukanya. Afi aku kangen banget sama kamu........ begitu kukatakan padanya........ dia lalu memandangku sambil senyum...... kupandangi dia, diwajahnya ada jerawat. Lho kok mukamu berjerawat, gitu sapaku..... ga pa2 kok bu, ntar juga hilang, begitu jawabnya. Lalu tangannya diusapkan kewajahnya, setelah hilang deh jerawatnya........ kemudian aku pandangi dia lagi, wajahnya kekuningan, tangannya aku elus aku pegangi dan aku peluk, tangannya juga agak kekuningan. Dipertemuan itu aku juga ketemu dengan suami dari temannya Puni, dia bilang lho mbak Afi khan sudah meninggal, dia ragu2 untuk mengulurkan tangan bersalaman. Kemudian aku teringat...... oh ya Afi anak gadisku khan sudah meninggal..... tapi aku tepiskan rasanya itu...pokoknya entah dia meninggal atau belum tetap dia aku peluk ak elus2 aku belai untuk memuaskan rasa kangenku. Afi bilang kalau dia sekarang sudah menjabat menjadi sekjen, dia selalu tertawa, bahagia rasanya, dia selalu tertawa dan tertawa....... aku juga nanya pada dia.... gimana sekarang teman2mu, apakah baru semua atau ada teman yang lama, agak lama dia tidak menjawab, kelihatannya dia sedang berfikir.....kemudian jawabnya, banyak yang baru bu, tapi ada juga yang lama kok...... kemudian aku ingat dia pernah kecelakaan kaki dan tangannya patah, aku mau tanyakan tentang itu, tadi sayup2 aku dengar ada suara orang sedang mengaji......... aku belum jadi tanyakan itu ke gadisku...... lalu aku terbangun, ternyata sudah menjelang subuh, dan suara mengaji adalah suara yang berasal dari tempat ibadah mushola yang ada didekat rumahku.......... Afi aku kangen kau nak....... tapi aku lega karena semalam kita sudah ketemu......dan kau selalu senyum dan tertawa .............
Ya Alloh, ampunkanlah segala dosa dan kekhilafan anakku Makmur Afiati Normasani binti Agus Salim, terima amal ibadahnya dan amal baiknya, tempatkanlah di tempat yang layak disisiMU Ya Alloh. Hanya kepadaMulah aku memohon.................

Add caption

1 komentar:

KELUARGA AGUS SALIM

KELUARGA AGUS SALIM
SEMARANG, 3 SEPTEMBER 2011